Koordinasi 1

Sistem Koordinasi









Sistem Koordinasi
Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita terdapat suatu sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem koordinasi yang berpusat pada satu organ yaitu otak



Sistem Saraf
Fungsi sistem saraf:
- Penghubung antara tubuh dengan dunia luar melalui indra
- Pengatur respon terhadap rangsangan
- Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja  sesuai fungsinya

Organ Penyusun Sistem Saraf
Dalam system saraf ada dua jenis saraf yaitu:
Reseptor adalah alat penerima rangsangan atau implus. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera. Penghantar implus, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf desebut neuron.
Efektor adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah dihantarkan oleh penghantar implus. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

Sel Saraf (neuron). Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf. Sel saraf terdiri atas 3 bagian utama badan sel, Dendrit, neurit.
Badan sel. Di dalam badan sel terdapat:
-Sitoplasma
-Nukleus (inti sel)
-Nukleous (anak inti sel)

Dendrit. Dendrit merupakan tonjolan sitoplasma yang pendek, dengan ujung yang bercabang-cabang]. Dendrit berfungsi meneruskan rangsang (impuls) saraf menuju badan sal saraf
Neurit (akson). Neurit atau akson merupakan serabut saraf berupa tonjolan sitoplasma yang panjang. Akson berfungsi meneruskan impuls sarah dari badan sel yang satu ke badan sel yang lain. Neurit dilindungi oleh selubung mielin (isolator). Selubung mielin disusun dari sel-sel Schwann yang memberi makan neurit dan membantu regenerasi neurit. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus neurofibril.

Berdasarkan fungsinya, neuron terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
-Neuron sensorik (sel saraf indra)
-Neuron motorik
-Neuron konektor (sel saraf penghubung)



Penggolongan Sistem Saraf
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Saraf pusat dilindungi oleh lapisan meninges, yaitu: duramater, arachnoid dan piamater. Diantara arachnoid dengan piamater terdapat ruang subarachnoid yang berisikan cairan serebrospinal yang berfungsi sebagai pelindung/peredam dari benturan.
Otak
Otak merupakan pusat koordinasi utama, terletak di rongga kepala dan dilindungi oleh tempurung kepala. Otak dibagi atas 3 bagian yaitu otak besar, otak tengah, dan otak kecil.
Otak Besar (serebrum)
Merupakan pusat pengendali kegiatan yang disadari. Otak besar terdiri dari dua bagian, yaitu:
Belahan kiri yang mengendalikan tubuh bagian kanan
Belahan kanan yang mengendalikan tubuh bagian kiri
Otak Besar juga terdiri atas dua lapis, yaitu:
Korteks (lapisan luar). Korteks tipis dan berwarna kelabu. Pada lapisan ini banyak mengandung sel saraf dan neuron ajustor. Korteks merupakan pusat berbagai kegiatan (penglihatan, kesadaran, kecerdasan, pendengaran dan penciuman
Medula (lapisan dalam). Medula tebal dan berwarna putih. Lapisan ini banyak mengandung serabut saraf.
Otak dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian belakang, bagian samping, dan bagian depan. Bagian belakang (lobus oksipitalis) berperan dalam penglihatan. Bagian samping (lobus temporalis) berperan sebagai pusat pendengaran dan bagian depan (lobus frontalis) berperan sebagai pengendalian otot.
Selain itu otak terbagi menjadi 3 area, yaitu
Area sensorik berkaitan dengan penerimaan rangsangan
Area motorik berkaitan dengan menanggapi rangsangan
Area asosiasi penghubung antara sensorik dan motorik yang berperan dalam proses belajar, berfikir, mengambil keputusan, mengingat dan penguasaan bahasa
Otak Tengah ( mesensefalon)
Otak tengah berkaitan dengan refleks mata, tonus (kontraksi terus-menerus) otot, dan posisi tubuh
Otak Depan (diensefalon)
Otak depan terdiri dari:
Talamus. Talamus berfungsi menerima semua rangsangan kecuali bau dan meneruskannya ke area sensorik otak besar.
Hipotalamus. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan suhu dan nutrien, penjagaan kesadaran dan penumbuhan sikap agresif.
Otak Kecil (serebelum)
Otak kecil terbagi menjadi dua, yaitu belahan kiri dan kanan. Kedua belahan dihubungkan dengan jembatan varol. Otak kecil mengatur keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi kerja otot ketika bergerak.

Sumsum Lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan berperan mengatur denyut jantung, penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah. Bagian Sumsum lanjutan yang menghubungkan otak adalah pons, berfungsi  sebagai pengatur pernafasan.
Sumsum Tulang Belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang merupakan sambungan dari sumsum lanjutan sampai vertebra lumbalis. Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar). Sumsum tulang belakang terdiri dari dua bagian, yaitu:
Ventral (mengarah ke perut). Ventral mengandung badan neoron motorik dan neuritnya kearah efektor
Dorsal (mengarah ke punggung). Dorsal mengandung badan neoron sensorik



Sistem Saraf Tepi (perifer)
Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh. Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi:
Sistem saraf aferen. Aferen membawa impuls dari reseptor ke saraf pusat
Sistem saraf eferen. Eferen membawa impuls dari saraf pusat ke efektor

Sistem saraf tepi terbagi menjadi dua, yaitu:
è Sistem saraf somatik. Sistem saraf somatic terdiri atas 12 pasang saraf otak (saraf kranial) dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal). Saraf kranial terdiri atas:
Sensorik (1,2 dan 8)
Motorik (3,4,6,11 dan 12)
Sensorik dan motorik (5,7,9 dan 10)
Saraf spinal merupakan saraf campuran sensorik (berasal dari dorsal) dan motorik (berasal dari ventral).
è Sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom disebut juga saraf tak sadar. Sistem saraf otonom dibedakan menjadi:
Sistem saraf simpatik
Sistem saraf parasimpatik
Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerak capat yang terjadi sebagai mekanisme respon untuk mengelak dari rangsangan yang membahayakan. Refleks berasal dari kata reflexus yang artinya melengkung balik. Gerak refleks dapat dibedakan menjadi: Refleks bawaan/tunggal Refleks kompleks, dan Refleks dipelajari.
Alat Indra
Alat indra adalah organ yang peka terhadap rangsangan tertentu. Manusia memiliki lima alat indra, yaitu:
è Mata. Mata adalah alat indra yang peka terhadap cahaya. Mata dilindungi oleh alis, kelopak mata dan kelenjar air mata. Dinding bola mata terdiri dari tiga lapis, yaitu: Sklera, Koroidea, dan retina.


Sklera adalah lapisan terluar, keras dan berwarna putih (putih mata). Bagian depan lapisan ini menonjol dan disebut kornea. Koroidea merupakan lapisan kedua, mengandung banyak pembuluh darah. Bagian depan lapisan ini sedikit terbuka dan disebut dengan pupil. Sel-sel koroidea disekitar pupil mengandung warna yang disebut iris. Lensa mata terletak dibelakang pupil, berfungsi membentuk bayangan benda. Lensa mata berbentuk cembung dan lentur. Retina atau selaput jala sebagai penangkap bayangan benda. Retina mengandung reseptor yang peka terhadap cahaya, yaitu:

a.        Sel batang (basilus) berfungsi pada cahaya suram dan tidak mengenal warna.
b.       Sel kerucut (konus) berfungsi pada cahaya terang dan mengenal warna.

2. Telinga
Telinga adalah organ yang peka terhadap suara. Telinga terdiri dari:
a.        Telinga luar. Telinga luar terdiri atas: Daun telinga, Lubang telinga, dan Gendang telinga.




b.        Telinga tengah. Telinga tengah terdiri atas: Tulang martil (malleus), Tulang landasan (inkus), Tulang sanggurdi (stapes). Telinga tengah dihubungkan dengan mulut oleh saluran eustachius.


c.        Telinga dalam. Telinga dalam terdiri atas: Rumah siput (koklea) dan Tiga saluran gelung (kanalis semisirkularis). Koklea berfungsi dalam penerimaan suara. Saluran gelung berfungsi sebagai alat keseimbangan.



3. Kulit


Kulit adalah alat indra yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas dan dingin.


4. Hidung

Hidung mempunyai kemoreseptor yang peka terhadap rangsangan zat kimia berbentuk gas, yaitu bau.


5. Lidah

Lidah memiliki kemoreseptor yang peka terhadap zat kimia yang larut dalam air. Permukaan lidah kasar karena dipenuhi tonjolan-tonjolan yang disebut papilla. Di celah-celah papila terdapat kuncup-kuncup pengecap. Ada empat kuncup pengecap, yaitu:
a.        Pengecap manis pada ujung lidah
b.       Pengecap asin pada tepi lidah
c.        Pengecap pahit pada pangkal lidah
d.       Pengecap asam pada tepi lidah bagian belakang.