Imunitas














Sistem Imun




Tubuh kita memiliki system imun untuk mencegah atau menolak suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Sistem imun melibatkan banyak sekali komponen untuk menjalankan fungsinya dan tidak dapat bekerja sendiri-sendiri, melainkan harus terjalin dalam satu kesatuan. Pada prinsipnya, jika sistem imun seseorang bekerja optimal, orang tersebut tidak mudah terkena penyakit dan sistem keseimbangannya juga normal. Namun, sistem imun tidak dapat dibentuk dalam waktu singkat. Respon imun tubuh alamiah terhadap serangan patogen baru akan muncul dalam waktu 24 jam. Sistem imun tersusun dari sel-sel dan jaringan yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau penyakit.


Fungsi sistem imun:
  1. penangkal ”benda” asing yang masuk ke dalam tubuh
  2. untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua
  3. sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya

Tubuh kita mengatasi infeksi patogen karena adanya pertahanan tubuh. Pertahanan tubuh terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
  1. Pertahanan tubuh alami
  2. Pertahanan tubuh oleh sel darah putih

Pertahanan Tubuh Alami
Kebanyakan patogen di sekitar kita sulit masuk karena adanya mekanisme pertahanan tubuh alami. Jika patogen tidak mengalami penolakan oleh sistem imun tubuh, tentunya kita akan mudah sekali sakit. Terdapa 4 mekanisme pertahanan tubuh,  yaitu:
  1. Pertahanan Fisik
     Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras dan mengandung sangat sedikit air menyebabkan pertumbuhan patogen terhambat. Kulit juga mensekresi berbagai zat yang menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu:
Ø      Air mata
     Melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia penyebab iritasi mata. Disekresikan oleh kelenjar lakrimal.
Ø      Sebum (minyak)
     Mengandung asam lemak yang memiliki aksi antimikrobial. Disekresikan oleh kelenjar sebaceous.
Ø      Mukus
Cairan lendir lengket untuk memerangkap patogen yang berasal dari udara. Disekresikan oleh sel-sel goblet di sepanjang saluran pernapasan.


  1. Pertahanan Mekanik
    Rambut hidung berfungsi sebagai filter udara melewati saluran hidung. Bakteri dan partikel lain akan terperangkap di mukus dan disapu keluar oleh silia. Silia merupakan rambut-rambut halus yang memiliki gerakan seperti gelombang.
  1. Pertahanan Kimia
    Berupa air mata, mukus, saliva, dan keringat. Enzim lizosim yang terdapat di sebagian besar sekresi tersebut mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Keringat mengandung laktat untuk memperlambat pertumbuhan bakteri. Asam hidroklorik pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk kedalam lambung. Vagina mengandung bakteri tidak berbahaya yang mengubah karbohidrat jadi laktat untuk dapat mematikan bakteri-bakteri patogen.
  1. Pertahanan Biologis
    Terdapat bakteri yang tidak berbahaya di kulit dan dan membran mukosa yang melindungi kita dengan cara berkompetisi dengan patogen dalam mendapatkan nutrien. Antibiotik dengan spektrum luas dapat menghancurkan bakteri yang bermanfaat tersebut dan menyebabkan hilangnya sejumlah pertahanan tubuh.

Pertahanan Tubuh oleh Sel Darah Putih
Terdapat 5 jenis sel darah putih, yaitu:
  1. Neutrofil
     Berlobus dan merupakan sel darah putih terbesar. Berfungsi fagositosis (menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati)
  1. Eosinofil
    Memiliki peranan dalam reaksi alergi
  1. Basofil
    Melepaskan senyawa kimia seperti histamin yang menyebabkan reaksi inflamasi (pembengkakan)
  1. Monosit
    Sel berukuran besar dan memiliki nukleus seperti ginjal yang akan berkembang menjadi makrofag yang berfungsi sebagai fagositosis.
  1. Limfosit
    Sel berukuran kecil dengan nukleus besar bulat yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu limfosit B (berperan dalam antibodi-mediated immunity: imunitas yang diperantarai antibodi) dan limfosit T (berperan dalam cell-mediated immunity: imunitas yang diperantarai sel)
     Respon imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap masuknya patogen atau antigen tertentu dalam tubuh berupa produksi sel-sel atau zat kimia. Respon imun dibedakan menjadi:
  1. Respon imun non-spesifik
  2. Respon imun spesifik

Respon Imun Non-Spesifik
Respon timbul terhadap jaringan tubuh yang rusak atau terluka, bukan terhadap penyebab kerusakan itu sendiri, contohnya: tergores, terpotong, terbakar, atau patogen yang berhasil menembus pertahanan tubuh. Respon imun ini berupa inflamasi dan fagositosis.
  1. Inflamasi (pembengkakan jaringan)
    Reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan dengan mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses penyembuhan, contohnya: luka, gigitan serangga, atau cedera. Reaksi ini juga memberikan informasi kepada komponen sistem imun lain tentang adanya infeksi. Tanda-tandanya:
Ø      Timbul warna kemerahan. Disebabkan oleh pembuluh darah yang membesar, meningkatkan aliran darah ke area jaringan yang rusak.
Ø      Timbul panas. Disebabkan aliran darah yang lebih cepat.
Ø      Terjadi pembengkakan. Aliran darah yang meningkat menyebabkan makin banyak cairan jaringan yang masuk ke dalam jaringan yang rusak, menyebabkan jaringan membengkak.
Ø      Timbul rasa sakit. Jaringan yang membengkak menekan reseptor dan saraf. Selain itu, zat kimia yang dihasilkan oleh sel-sel di area jaringan rusak juga menstimulasi saraf.
  1. Fagositosis
    Dilakukan oleh neutrofil dan monosit. Fagositis berupa penelanan patogen lalu mencernanya dengan enzim litik di vakuola sitoplasma sel tersebut.



Respon Imun Spesifik

Respon imun spesifik melindungi tubuh dari serangan pathogen dan juga memastikan pertahanan tubuh tidak berbalik melawan jaringan tubuh sendiri. Respon ini timbul dari dua sistem berbeda yang saling bekerja sama, yaitu antibody-mediated immunity dan cell-mediated immunity
  1. Antibody-mediated immunity
     Antibodi menyerang pathogen sebelum masuk ke dalam sel tubuh. Senyawa tersebut juga bereaksi terhadap zat-zat toksin dan protein “asing”. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel pathogen, dengan bantuan sel limfosit T.  Terdapat 3 jenis limfosit B, yaitu:
Ø      Sel B plasma mensekresikan antibodi ke sistem sirkulasi tubuh Setiap antibodi sifatnya spesifik terhadap satu antigen patogenik. Sel plasma memproduksi antibodi dengan sangat cepat, yaitu sekitar 2000 per detik untuk tiap sel. Sel plasma yang aktif dapat hidup selama 4-5 hari.
Ø      Sel B memori  mengingat suatu antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat bila terjadi infeksi kedua. Sel ini hidup untuk waktu yang lama dalam darah.
Ø      Sel B pembelah menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B
Setelah infeksi berkahir, sel B akan mati. Serangkaian respon tersebut dinamakan respon imun primer.
     Meskipun demikian, sel-sel B yang telah mengingat patogen yang menginfeksi masih tetap hidup untuk beberapa tahun. Jika patogen yang sama menginfeksi, sel B tersebut akan membelah menghasilkan sel B aktif dalam jumlah besar. Respon tersebut dinamakan respon imun sekunder. (respon sekunder lebih cepat dan efektif dibandingkan respon primer)
  1. Cell-mediated immunity
    Sel limfosit T mematikan beberapa mikroorganisme. Namun, kebanyakan menyerang sel-sel tubuh yang terinfeksi. Tubuh menggunakan respon imun ini untuk berhadapan dengan parasit multiseluler, fungi, sel-sel kanker, dan menyerang jaringan/organ transplan yang dianggap sel ”asing”. Sel ini juga bereaksi terhadap antigen yang spesifik. Saat patogen menginfeksi, setiap antigen yang ada di permukaan sel patogen akan menstimulasi limfosit T untuk membelah membentuk klon. Beberapa klon akan menjadi sel-sel memori yang tetap bertahan untuk mempersiapkan respon imun sekunder jika patogen yang sama menyerang. Klon lainnya akan berkembang jadi salah satu dari 3 jenis sel T, yaitu:
Ø      Sel T pembantu mengontrol komponen respon imun spesifik lainnya, menstimulasi sel B untuk membelah dan memproduksi antibodi, mengaktivasi sel T lainnya, dan mengaktivasi makrofag.
Ø      Sel T pembunuh menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel patogen yang relatif besar secara langsung. Sel T pembunuh akan melubangi sel lawannya sampai kehilangan sitoplasma dan mati
Ø      Sel T supresor menurunkan dan menghentikan respon imun ketika respon imun sudah lebih dari yang diperlukan atau infeksi telah diatasi. Mekanisme tersebut penting, sebab jika tubuh terus menerus memproduksi antibodi dan menstimulasi sel B dan sel T untuk terus membelah, bahkan ketika tidak dibutuhkan, komponen sitem imun tersebut dapat merusak jaringan tubuh sendiri.


Pencegahan Penyakit

Penyakit dapat dicegah dengan kekebalan tubuh dan vaksinasi/imunisasi.
a.  Kekebalan Tubuh
Ø      Kekebalan tubuh aktif alami: kekebalan tubuh yang dihasilkan karena limfosit teraktivasi oleh antigen pada patogen
Ø      Kekebalan tubuh aktif buatan: kekebalan tubuh yang dihasilkan melalui proses injeksi antigen ke dalam tubuh
Ø      Kekebalan tubuh pasif alami: antibodi diberikan ibu kepada bayinya melalui ASI (sementara)
Ø      Kekebalan tubuh pasif buatan: antibodi diekstrak dari satu individu disuntikkan ke tubuh orang lain sebagai serum
a.     Vaksinasi
Vaksin adalah suatu antigen yang disuntikkan atau secara oral yang menyebabkan perkembangan kekebalan tubuh aktif dari individu yang diberi vaksin. Sejumlah antigen diperkenalkan ke tubuh seseorang sehingga menstimulasi produksi antibodi, seperti saat terjadi infeksi alami. Kekebalan tubuh melalui vaksinasi sifatnya tahan lama sebab tubuh mampu memproduksi sel-sel memori yang akan ”mengingat” antigen yang masuk ke dalam tubuh. Sebelum diberikan ke tubuh individu, antigen untuk vaksin dijadikan tidak berbahaya terlebih dahulu. Vaksin diperoleh dari sumber berbagai berikut:
Ø      Mikroorganisme mematikan yang dimatikan. Mikroorganisme tersebut dimatikan dengan pemanasan atau pemberian senyawa kimia yang mendenaturasi enzim-enzim sel mikroorganisme. Patogen yang mati tidak akan menimbulkan penyakit, tetapi masih memiliki antigen yang akan dikenali limfosit T dan B, sehingga menghasilkan pembentukan antibodi oleh tubuh penerima vaksin. Contohnya adalah bakteri penyebab batuk rejan.
Ø      Strain hidup yang tidak mematikan. Vaksin yang dihasilkan melalui cara tersebut sering dinamakan vaksin yang dilemahkan. Patogen dilemahkan untuk memastikan tidak menyebabkan infeksi yang parah. Contohnya adalah virus penyebab rubella dan vaksin BCG yang digunakan untuk melawan tuberkulosis dan vaksin Sabin untuk melawan poliomielitis.
Ø      Toksin yang dimodifikasi. Pada vaksin tersebut, toksoid (senyawa toksik) yang digunakan untuk menstimulasi produksi antibodi dengan tidak ada resiko terjadi infeksi. Contohnya adalah vaksin yang digunakan untuk melawan difteri dan tetanus.
Ø      Antigen hasil isolasi yang terpisah dari patogennya. Antigen yang penting dipisahkan dari mikroorganisme melalui pemecahan struktur patogen dan mengambil glikoprotein. Contohnya adalah vaksin influenza. Vaksin influenza mengandung campuran sejumlah antigen dari berbagai strain virus influenza, dengan tujuan mengalahkan banyaknya variasi strain virus influenza yang ada. Variasi antigen tersebut timbul pada mikroorganisme yang memiliki kecepatan mutasi tinggi.
Ø      Antigen hasil rekayasa genetik. Antigen dihasilkan melalui ekstraksi gen pengkode antigen tertentu dari patogen, kemudian disisipkan ke plasmid mikroorganisme lain, misalnya bakteri yang tidak berbahaya. Sel bakteri tersebut kemudian akan bereplikasi, menghasilkan antigen dalam jumlah besar. Contohnya pada vaksin hepatitis B.


Pengobatan Penyakit dengan Antibiotik
        Antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan suatu mikroorganisme yang dapat membunuh mikroorganisme lain. Antibiotik pertama yang dikembangkan pada tahun 1930-an dan 1940-an merupakan senyawa kimia yang dihasilkan suatu mikroorganisme, yang dapat membunuh mikroorganisme lain. Sebagai contoh penisilin, antibiotik pertama yang dikembangkan dalam skala besar untuk melawan infeksi bakteri. Penisilin merupakan hasil produksi suatu jenis jamur. Semenjak itu, antibiotik telah diekstrak dari berbagai sumber, seperti kulit katak dan butiran salju, dan ada pula yang disintesis.
          Berdasarkan jangkauan keefektifannya dan cara kerjanya, antibiotik dibagi menjadi 2, yaitu:
a.     Antibiotik sprektum luas: antibiotik yang dapat membunuh berbagai jenis bakteri
b.    Antibiotik sprektum kecil: antibiotik yang efektif terhadap sedikit jenis bakteri (untuk membunuh bakteri yang spesifik)

        Semua antibiotik harus memiliki sifat toksisitas spesifik, yaitu antibiotik tersebut harus mampu mematikan atau menghambat pertumbuhan bakteri, tapi menyebabkan sedikit atau tidak ada kerusakan bagi jaringan tubuh. Target kerja antibiotik adalah proses metabolisme sel seperti sintesis protein, dll. Penggunaan antibiotik yang terlalu sering dan tidak sesuai aturan perlu dihindari karena penggunaan antibiotik berkali-kali menyebabkan semakin banyak bakteri yang mampu bertahan hidup dan mewariskan gen-gen resisten kepada strain yang berbeda.

Untuk memperjelas proses imunitas, dapat dilihat di link video dibawah ini:





3 komentar:

  1. Ada banyak artikel ttg sistem imun dlm bhs Inggris yg sulit utk mencari artinya. Artikel ini menambah wawasan saya ttg sistem kekebalan tubuh dan membantu saya lebih mudah memahami banyak artikel lainnya. Trimakasih utk informasinya.
    sehat-ala-4life

    BalasHapus
  2. www.worldscientifict.blogspot.com

    BalasHapus
  3. www.worldscientifict.blogspot.com

    BalasHapus